Monday, 2 November 2015

Tari Caci Manggarai, Nusa Tenggara Timur


Tari caci adalah tarian tradisional manggarai, nusa tenggara timur
Tari caci  adalah Tarian perang sekaligus permainan rakyat Manggarai, antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai.

Sorang yang menjadi pihak yang memukul dalam bahasa setempat disebut paki dengan menggunakan larik atau pecut yang biasanya terbuat dari kulit kerbau atau kulit sapi yang sudah kering, sedangkan pihak lain akan menangkis ( dalam bahasa manggarai disebut ta'ang).

Tarian caci terlihat begitu heroik dan indah karena perpaduan antara Lomes (keindahan gerak tubuh dan dan busana yang di pakai), Bokak (keindahan seni vokal saat bernyanyi, dan Lime (ketangkasan dalam mencambuk atau menangkis cambukan lawan). Pemain caci juga di bekali kemampuan olah vocal untuk bernyanyi, dimana setelah menangkis cambukan lawan seorang pemain caci secara spontan bernyanyi dan menyampaikan paci. Tujuannya dari paci yaitu untuk mempengaruhi lawan menantang lawan dan juga untuk memotivasi atau menggelorakan semangat dari dalam diri.

Ketika sampai pada bagian akhir, akan ada pihak yang di nyatakan menang dan ada pula yang kalah, menang dan kalah di tentukan oleh hasil ataup capaian sukses pukulan larik, jika hanya mengenai ataupun melukai badan tidak di hitung sebagai nilai.

Poin sesungguhnya bisa di raih jika ada pukulan yang mengenai wajah,atau muka lawan, masyarakat manggarai pada umumnya mengenal kondisi ini sebagai Beke, meski beberapa kedahuluan (hamete) mengenal istilah rowa untuk kondisi ada pecaci yang luka akibat pukulan lawan di bagian wajah

Dewasa ini tarian caci bagi orang manggarai di pentaskan ketika memeriahkan acara khusus baik yang bersifat adat maupun tidak, seperti syukuran hasil panen,pentasbihan iman ataupun penerimaan tamu adat maupun kenegaraan.

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment